Penyakit radang sendi atau osteortritis sebenarnya yaitu penyakit yg lazim menimpa orang berumur lanjut. Tapi seiring dgn perubahan zaman, penyakit yg tidak jarang dinamakan bersama pengapuran ini serta ditemukan terhadap group umur muda.
Tiap-tiap persendian mempunyai lapisan bantalan tulang rawan kepada tiap-tiap ujung tulang. Tulang rawan ini mempunyai permukaan yg licin maka memuluskan aktivitas tulang dalam persendian. Ausnya tulang rawan persendian bakal menciptakan permukaan yg mulus jadi kasar & kehilangan fungsinya sbg bantalan.
Ujung-ujung tulang yg tak lagi mempunyai bantalan bakal menebal, maka terjadilah tulang bergesek bersama tulang. Tiap-tiap tahapan proses ini memunculkan rasa nyeri. Ostoartritis rata-rata berjalan kepada lutut, leher, tangan, atau kaki. Tapi lutut yaitu bidang sendi yg paling enteng terkena akibat tekanan sewaktu kegiatan fisik sehari-hari.
Menurut Dr.Chin Pak Lin, dari Mt.Elizabeth Novena Hospital, ada sekian banyak kebiasaan yg mempercepat terjadinya keausan terhadap sektor lutut. Sejak Mulai dari obesitas, kurang olahraga sampai olahraga berlebihan.
"Para atlet lebih bisa jadi terkena osteoartritis. Mereka yg bukan atlet tapi tidak jarang mengikuti olahraga high impact seperti pelari marathon pula rentan mengalami radang sendi di bidang lutut," tuturnya dalam program alat diskusi yg diadakan di Jakarta, Rabu (20/8/14).
Gejala umum radang sendi yakni rasa sakit ketika berdiri, terjadi, atau jongkok, nyeri kala naik-turun tangga, sendi kaku, pembengkakan, sampai perubahan wujud terhadap sendi.
Utk mengetahui ada tidaknya pengapuran, menurut Chin, sensor rontgen saja telah lumayan. "Namun utk pemberian terapi dokter butuh jalankan sensor yg cek apakah sumber nyerinya dikarenakan ligamen, postur badan, atau dikarenakan yang lain," kata direktur medis Orthopaedic Centre Mt.Elizabeth Novena Hospital Singapura ini.
Terapi yg diberikan dapat disesuaikan dgn penyebabnya. "Yang mutlak yaitu perubahan Kebiasaan. Jika radang sendinya lantaran kegemukan, sehingga jalankan penurunan berat tubuh. Atau dapat pun mengurangi naik turun tangga, juga memanfaatkan sepatu yg tak terlampaui tinggi," ujarnya.
Pemakaian obat antinyeri tak disarankan oleh Chin. "Obat ini dalam jangka panjang bakal menyebabkan kerusakan terhadap jantung & ginjal. Padahal, antinyeri cuma menghilangkan gejalanya saja, penyakitnya masihlah ada," paparnya.
Pemberian obat antiinflamasi berupa injeksi pun dapat dilakukan utk mengurangi pembengkakan kepada sendi lutut. Namun ini cuma direkomendasikan kepada radang sendi step awal.
Dia serta menyarankan jalankan olahraga yg tak terlampaui membebani sendi lutut, seperti berenang atau sepeda statis.
Tiap-tiap persendian mempunyai lapisan bantalan tulang rawan kepada tiap-tiap ujung tulang. Tulang rawan ini mempunyai permukaan yg licin maka memuluskan aktivitas tulang dalam persendian. Ausnya tulang rawan persendian bakal menciptakan permukaan yg mulus jadi kasar & kehilangan fungsinya sbg bantalan.
Ujung-ujung tulang yg tak lagi mempunyai bantalan bakal menebal, maka terjadilah tulang bergesek bersama tulang. Tiap-tiap tahapan proses ini memunculkan rasa nyeri. Ostoartritis rata-rata berjalan kepada lutut, leher, tangan, atau kaki. Tapi lutut yaitu bidang sendi yg paling enteng terkena akibat tekanan sewaktu kegiatan fisik sehari-hari.
Menurut Dr.Chin Pak Lin, dari Mt.Elizabeth Novena Hospital, ada sekian banyak kebiasaan yg mempercepat terjadinya keausan terhadap sektor lutut. Sejak Mulai dari obesitas, kurang olahraga sampai olahraga berlebihan.
"Para atlet lebih bisa jadi terkena osteoartritis. Mereka yg bukan atlet tapi tidak jarang mengikuti olahraga high impact seperti pelari marathon pula rentan mengalami radang sendi di bidang lutut," tuturnya dalam program alat diskusi yg diadakan di Jakarta, Rabu (20/8/14).
Gejala umum radang sendi yakni rasa sakit ketika berdiri, terjadi, atau jongkok, nyeri kala naik-turun tangga, sendi kaku, pembengkakan, sampai perubahan wujud terhadap sendi.
Utk mengetahui ada tidaknya pengapuran, menurut Chin, sensor rontgen saja telah lumayan. "Namun utk pemberian terapi dokter butuh jalankan sensor yg cek apakah sumber nyerinya dikarenakan ligamen, postur badan, atau dikarenakan yang lain," kata direktur medis Orthopaedic Centre Mt.Elizabeth Novena Hospital Singapura ini.
Terapi yg diberikan dapat disesuaikan dgn penyebabnya. "Yang mutlak yaitu perubahan Kebiasaan. Jika radang sendinya lantaran kegemukan, sehingga jalankan penurunan berat tubuh. Atau dapat pun mengurangi naik turun tangga, juga memanfaatkan sepatu yg tak terlampaui tinggi," ujarnya.
Pemakaian obat antinyeri tak disarankan oleh Chin. "Obat ini dalam jangka panjang bakal menyebabkan kerusakan terhadap jantung & ginjal. Padahal, antinyeri cuma menghilangkan gejalanya saja, penyakitnya masihlah ada," paparnya.
Pemberian obat antiinflamasi berupa injeksi pun dapat dilakukan utk mengurangi pembengkakan kepada sendi lutut. Namun ini cuma direkomendasikan kepada radang sendi step awal.
Dia serta menyarankan jalankan olahraga yg tak terlampaui membebani sendi lutut, seperti berenang atau sepeda statis.